Melihat gambaran kehidupan anak muda di Jepang pada era 60an dari novel Norwegian Wood
"Ketika ia mendengar Norwegian Wood karya Beatles, Toru Watanabe terkenang akan Naoko, gadis cinta pertamanya, yang kebetulan juga kekasih mendiang sahabat karibnya, Kizuki. Serta-merta ia merasa terlempar ke masa-masa kuliah di Tokyo, hampir 20 tahun silam, terhanyut dalam dunia pertemanan yang serba pelik, nafsu-nafsi, dan rasa hampa—hingga ke masa seorang gadis badung, Midori, memasuki kehidupannya, sehingga ia harus memilih antara masa depan dan masa silam."
Norwegian Wood adalah buku karya Haruki Murakami yang pertama kali saya baca. Buku yang berkisah tentang perjalanan Toru Watanabe (37) yang teringat akan masa-masa kuliahnya di Tokyo, Jepang ketika mendengar lagu karya The Beatles yang berjudul Norwegian Wood, Watanabe teringat kembali akan seorang gadis bernama Naoko, mantan kekasih Kizuki, sahabatnya SMA dulu. sebelum Kizuki memutuskan untuk bunuh diri setelah pergi bermain bilyard bersama Watanabe. sahabatnya mengkahiri hidupnya tanpa memberitahu pesan maupun alasan mengapa ia mengakhiri hidupnya.
Kematian Kizuki meninggalan luka mendalam bagi Watanabe, iapun memutuskan untuk pergi ke Tokyo dan masuk universitas swasta dan memuli kehidupan yang baru. watanabe Kembali bertemu dengan Naoko yang juga sedang berkuliah di Tokyo. Karena tinggal di wilayah yang sama, merekapun sering menghabiskan waktu bersama. Naoko pun menjadi bagian balam hidupnya.
Namun pada ulang tahun Naoko yang ke dua puluh, gadis itu menghilang tanpa kabar. Watanabe tidak pernah mendengar kabar apapun dari gadis itu. namun ketika ia mendengar suatu kabar tentang Naoko, gadis tersebut sedang menjalani pengobatan karena mengalami Depresi berat akibat kakaknya yang mengakhiri hidupnya dengan sama seperti Kizuki dulu.
Di tengah kesepian hidupnya tanpa Naoko, Watanabe berteman dengan seorang bernama Nagasawa, seorang Introvert yang suka membaca. bersama dengan Nagasawa, Watanabe terjerumus kedalam kehidupan yang 'bebas'. pergi ke Bar, mabuk-mabukan dan berakhir tidur bersama wanita yang tidak ia kenal.
"Setiap aku memanggilmu, setiap aku mengetuk pintu, kamu hanya melirikku sebentar, lalu kembali lagi ke dalam duniamu.”
Di sisi lain, Watanabe akrab dengan Midori, Midori adalah soerang gadis periang, yang bicaranya kasar yang merupakan teman Watanabe di Jurusannya. Midori menyukai Watanabe, karena ia selalu merasakan ketenagnan ketika bersama Watanabe. Midorpun diam-diam menyukai Watanabe, meskipun ia tahu bahwa Watanabe hanya menyukai Naoko seorang.
Setiap tokoh ditulis dengan karakteristik dan latar belakang yang menarik menurut saya. Haruki Murakami melukiskannya karakteristik tokoh dengan amat sangat detail sehingga tiap karakter terlihat berbeda dan berwarna.
Kebahagiaan itu sulit dicapai. itulah yang saya rasakan ketika selesai membaca Novel ini. Hingga di akhir ceritapun saya tidak merasakan apapun yang bisa dikategorikan sebagai membahagiakan. apalagi Endingnya yang "menggantung", namun di sisi lain, nampaknya sang penulis seakan ingin memberi gambaran pada pembaca seperti apa rasanya tinggal kesepian, bagaimana perasaan seseorang ketika mimpi dan harapan yang mereka sudah susah payah kerjakan melambung tinggi lalu dijatuhkan kembali ke dasar.
Jalan cerita yang mengalir, terlihat ringan namun rumit, saya rasa penulis hanya ingin menceritakan tentang rasa Kesedihan dan segala macam emosi yang dialami oleh pemeran-pemeran di dalamnya. selain itu, pokoknya, bagi pembaca yang suka dengan cerita yang twisted dan ending yang menggantung, saya merekomendasikan Norwegian Woods ini.
Last but not least, berikut adalah kutipan yang paling saya suka dari novel ini,
"Kau anggap saja kehidupan ini sebagai kaleng biskuit. Di dalam kaleng biskuit itu ada bermacam-macam biskuit, ada yang kamu sukai ada pula yang tak kamu suka. Dan kalau terus memakan yang kamu suka, yang tersisa hanya yang tidak kamu suka. Setiap mengalami sesuatu yang menyedihkan aku selalu berpikir seperti itu. kalau yang ini sudah kulewati, nanti akan datang yang menyenangkan, begitu. Karena itu hidup ini seperti kaleng biskuit." (hal. 366)
Begitu simpel dan berkenan. seperti yang kita ketahui, bahwa kita tidak bisa selamanya hidup mudah dan bahagia, pasti ada saat yang sulit dan menyedihkan. begitulah yang saya tangkap dari kutipan tersebut.
Review yg menarik hehehwhehwhw
ReplyDeleteDitunggu review buku-buku lainnya...
ReplyDeleteMenarik,.Walau terkesan banyak plot yang kabur kesana sini, tetapi mungkin kalau sudah dibaca akan mengerti jalan ceritanya. Great review.
ReplyDeleteGood work, tapi buat review ke depan mungkin bisa kasih sedikit spoiler dengan konklusi yang juga "gantung" biar bikin orang penasaran baca.
ReplyDeleteTerima kasih banyak atas review dan masukannya!
DeleteReview menarik, tata bahasa yg mudah dipahami oleh orang awam dan bisa memberi gambaran garis besar cerita..
ReplyDeleteReviewnya dapat menceritakan isi buku dengan cukup baik~
ReplyDeleteReviewnya bagus jadi penasaran jalan ceritanya dan ending nya gimana nanti
ReplyDeleteMenarik review nya. Lanjutkan
ReplyDeletebagus banget kak reviewnya
ReplyDeletekeren bangeeeetttt... mau lagi dong sinopsis kayak gini yang novel2 :")
ReplyDeleteaku pikir novelnya haruki murakami kontennya dewasa gitu jadi ga berani beliiii u.u
Ditunggu post selanjutnyaa~
Wah, penulisnya suka baca novel Jepang, ya? Review-nya menarik, kebetulan saya juga punya novel ini di rumah.
ReplyDeletewaaah, thank you sudah review buku ini dengan menarik. Banyak yang bilang novel ini bagus dan recomended, tapi au ga terlalu tertarik. Tapi setelah baca review disini, aku jadi tertarik untuk baca hehehe. Ga nyangka juga ternyata novel ini memiliki sebuah pesan yang mendalam.
ReplyDeleteDi tunggu review selanjutnya
"Setiap aku memanggilmu, setiap aku mengetuk pintu, kamu hanya melirikku sebentar, lalu kembali lagi ke dalam duniamu.”
ReplyDeletesuka sama quotes yang ini, mungkin sangat cocok dengan hubungan saya dengan penulis :')
review yang menarik, jadi ingin baca bukunya deh
ReplyDelete