Mengapa Kunang-kunang begitu cepat mati?




"Seusai peristiwa pengeboman Jepang pada Perang Dunia II, dua orang anak yatim berjuang untuk bertahan hidup di pedesaan. Bagi Seita dan saudara perempuannya Setsuko yang berusia empat tahun, ketidakberdayaan dan ketidakpedulian bangsanya terasa lebih menyakitkan daripada serangan musuh."






Grave of the Fireflies (火垂るの墓 Hotaru no Haka) merupakan film animasi jepang yang disutradarai dan ditulis oleh Isao Takahata, Film ini diadaptasi dari sebuah novel semi-biografi yang ditulis oleh Akiyuki Nosaka dengan judul film yang sama. diproduksi oleh Studio Ghibli, film yang berdurasi 89 menit ini merupakan film yang dicap sebagai film anti-perang yang terbaik dan yang paling kuat. 

Berkisah tentang kakak beradik yang menjadi korban perang yang terus berusaha untuk bertahan hidup. mengambil latar waktu dimana Amerika menyerang Jepang dari udara. menurut saya, film ini merupakan salah satu film dari Studio Ghibli yang super menyedihkan dan mengiris hati. bahkan ketika filmnya baru dimulai, suasana murung dan suram sudah begitu terlihat.



Cerita dimulai dari tokoh utama, Seita yang terlihat terkulai lemas di pinggir stasiun kereta api dalam keadaan menyedihkan, namun tak lama, ia meninggal. Salah satu petugas stasiun terlihat sudah biasa melihat gelandangan di sekitar stasiun. petugas stasiun itupun langsung memindahkan Seita dan menemukan sebuah kaleng permen, lalu membuang kaleng tersebut ke rerumputan karena dianggap tidak berguna, disitulah kemudian muncul kunang-kunang yang kemudian menjelma menjadi arwah Setsuko, yang ingin kembali berjumpa dengan kakaknya. 



Dari durasi awalnya saja, film ini sudah cukup untuk mengoyak hati penontonnya menurut saya. Alur cerita kemudian dibuat mundur, menceritakan tentang kota Kobe yang berstatus darurat karena adanya serangan udara oleh Amerika. Seita dan Seiko, sepasang kkak beradik yang harus berhatahan hidup setelah ditinggal Ibunya yang meninggal akibat terkena serangan udara tentara Amerika Serikat. Perjuangan kedua kakak beradik ini melawan kerasnya kehidupan menjadi highlight atau sorotan di film ini. bagaimana kerasnya kehidupan yang harus mereka lalui, sampai akhirnya mencapai suatu puncak dimana adiknya meninggal akibat kelaparan. 

Kisah yang dituturkan film ini sama sekali tidak rumit, Animasinya pun tidak sedetail animasi zaman sekarang, Background yang digunakan begitu simple dan tidak begitu mendetail namun pas dengan film ini.


Saya tertarik untuk menulis artikel tentang film ini setelah adik saya merekomendasikannya, setelah saya baca sinopsis singkatnya saya tertarik menonton dan, beginilah jadinya. dari beberapa sumber di Internet, Film ini diadaptasi dari sebuah novel semi-biografi yang ditulis oleh Akiyuki Nosaka, penulisnya sendiri mengatakan bahwa cerita ini ditulis sebagai permintaan maaf kepada adiknya yang meninggal akibat malnutrisi pada saat perang dunia II. Seorang kritikus film asal Chicago Sun-Times yang bernama Roger Ebert mengatakan bahwa film ini (Grave of the Fireflies) perupakan film animasi perang terbaik di tahun 2000. Menurut saya, film ini menguras emosi, dan meninggalkan bekas begitu dalam bagi penontonnya meski gambarnya terlihat sederhana.

Bagi saya, film ini mengajarkan banyak hal, seperti apa itu arti melindungi, menyayangi, dan bertahan hidup, film ini juga  menggambarkan bahwa peperangan hanya akan membuat orang lain sengsara. film ini juga seakan menggambarkan rasa apatisme terhadap sesama, kalau dilihat dari bagaimana orang-orang yang ada dalam film memperlakukan kedua kakak beradik itu. seperti contohnya, ketika adegan dimana Setsuko sedang di periksa oleh dokter, setelah si dokter memberitahu penyebab penyakit Setsuko, ia berkata apapun lagi, bahkan menyuruh pasien berikutnya untuk masuk, bahkan ia tidak menawarkan bantuan sama sekali. Jadi, Perang hanya membuat diri kita semakin apatis dan mementingkan diri sendiri.

Nah, untuk yang tertarik melihat atau penasaran sama Filmnya, bisa dicek disini 

Last but not Least, ini kutipan yang menurut saya paling-paling mengena di hati;

"Why must fireflies die so young?" 

Menurut saya, kunang-kunang itu seakan menggambarkan Karakter itu sendiri.





Comments

  1. Wah sepertinya menarik untuk ditonton nih! XD

    ReplyDelete
  2. Filmnya sangat menarik sekaligus menyentuh hati. Sangat bagus untuk ditonton

    ReplyDelete
  3. baru baca sinopsisnya aja udah sedih :")
    menurutku dari sinopsis ini, lebih baik kita menghargai dan menyayangi orang di sekitar kita krn kita nggak tau smp kapan kita bisa sama mereka...

    semangat semuanyaa!

    ReplyDelete
  4. Anime katanya sedih sangat. Kakak saya nonton anime ini dan nangis terus setiap nonton. Pacarnya aja ikut nangis. Dengar-dengar katanya ada live action-nya. Anime-nya aja nsudah sedih, apalagi live action-nya, ya. Saya tertarik soalnya cerita ini mengangkat latar ketika perang, tapi sama sekali belum sempat nonton full dari awal sampai akhir. Jadi makin penasaran waktu liat screenshot-an scene yang ditaruh di artikel ini.

    ReplyDelete
  5. Baru baca reviewnya aja udah terasa bagaimana keadaannya saat itu... apa lagi pas nonton atau baca novelnya... terimakasih untuk reviewnya. Film ini akan saya masukan ke dalam list "Must Watch" saya, karena banyak pesan yang di berikan dari film ini.
    Kalo dari reviewnya aku nangkep pesannya tuh kita harus saling mengerti dan menyayangi sesama manusia, terutama keluarga kita.

    ReplyDelete
  6. Good work, Kayaknya kali ini review-nya agak banyak spoiler dibanding yang sebelumnya, haha. Sebenarnya sih udah nonton film ini, jadi juga udah tahu ceritanya. Memang film ini juga menggunakan editing yang tidak linear di mana penonton diperlihatkan bagian akhir cerita di awal film jadi saya rasa spoiler di review ini agak mengurangi shock value bagi yang belum menonton. Menurutku bakal menarik kalau ada analisis tema atau filosofi yang lebih dalam karena banyak visual yang simbolis tentang perang dunia ke-ii di Jepang, mungkin bisa dengan melakukan komparasi visual di film dengan fotografi di Hiroshima dan Nagasaki pasca bom atom atau konteks historis lainnya melalui catatan atau wawancara korban.

    Selain itu untuk contoh review yang menarik juga bisa dilihat di Cinema Poetica yang berisi kritikus film seperti mz Windu Jusuf, Adrian Jonthan Pasaribu, dsb. Atau Youtube channel seperti wisecrack. But that's just my preference, so take it as a grain of salt.

    ReplyDelete
  7. Saya sudah menonton anime ini, dan setelah membaca review ini saya jadi teringat kembali kisah yang sangat menyentuh dari plotnya :(
    Review yang sangat menarik! semenarik yang menulisnya sepertinya :)

    ReplyDelete
  8. Saya ingat ketika pertama kali menonton film ini sewaktu kecil saya sangat sedih melihat perjuangan kakak-beradik ini yang berjuang untuk betahan hidup. Film yang sangat menyentuh hati.

    ReplyDelete
  9. Tidak heran jika film ini dapat menyentuh hati para penontonnya, film animasi yang dibuat oleh studio Ghibli tidak pernah mengecewakan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts